Selasa, 28 Oktober 2008

Idul Fitri 1429 H


Kami sekeluarga mengucapkan :
"Mohon Maaf Lahir dan Bathin"

Rabu, 25 Juni 2008

Detik-detik Rasulullah SAW menjelang Sakaratul

Detik-detik Rasulullah SAW menjelang Sakaratul maut, Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning burung-burung gurun pun enggan mengepakkan sayapnya.
Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata-bata memberikan petuah:
“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan Cinta Kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah hanya kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, Sunnah dan Al-Qur’an. Barang siapa yang mencintai Sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku,”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Ustman menghela nafas panjang dan Ali menundukan kepalanya dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam.
“Assalaamu’alaikum….Bolehkah saya masuk ?” tanyanya.Tapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya kepada Fatimah.“Siapakah itu wahai anakku?”“Tak tahulah aku ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah Malaikat Maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat Maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit untuk menyambut ruh kekasih Allah dan Penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti Ruhmu, semua pintu Surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu semua ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.“Engkau tidak senang mendengar kabar ini, Ya Rasulullah?” tanya Jibril lagi.“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”“Jangan Khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya’” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan Ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit Sakaratul Maut ini.” Lirih Rasulullah mengaduh.Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu wahai Jibril?” Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direngut ajal,” kata Jibril.Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku”.Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah diantaramu,”
Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“umatku, umatku, umatku”
dan….PUPUSLAH KEMBANG HIDUP MANUSIA MULIA ITU………Kini, mampukah kita mencintai sepertinya ?
siapkah kita menjelang ‘Penjemputan’ ruh kita??hari itu tambah dekat kawan..gak ada yang tau setiap membaca bagian detik-detik menjelang sakaratul maut Rasulullah SWT pasti ada bulir bening yang jatuh dari mata..Rasulullah masih inget sama umatnya..Rindu Rasulullah….apakah saya pantas menjadi umatnya, sedangkan saya penuh noda…RINDU… RINDU…Rindu kami padamu yaaaa Rasul…Rindu tiada terkira..berabad jarak darimu ya Rasul..…….

Kamis, 21 Februari 2008


Aisyah As Syfa

Selasa, 19 Februari 2008


Habib dengan mama, nenek, dan kak shita

di Danau Biru Sintang
Bandung
Depan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung

Senin, 18 Februari 2008

Memory
Diatas Kapal KM. Bukit Raya
Jakarta - Pontianak

Mama Habib, di Bandung 

Kakek Habib (alm) Roesni

Kakek Habib (Tahir), sedang nyanyi lagu keroncong

Nenek Pinoh (Hasanah)

Dek Ais-pun ndak mau ketinggalan

Habib

waktu Ultah 1 tahun

Nenek Habib dan Ais

Pertemuan GAKY, 1997 di Semarang

Bang Habib Juga Pandai Bergaya tu

Dengan Bapak dan Mama

Dek Ais, Lagi Bergaya

Mama Habib di

Tangkupan Perahu

Tahun 1996,

Kab. Berau, Prov. Kalimantan Timur

Mama Habib Lagi Naik Onta Jawa, di Bandung

Diatas Kapal Jet Liner,

Pontianak - Semarang - Banjarmasin, Tahun 2000

Minggu, 17 Februari 2008


Sweet Memory

Aisyah As Syfa


Ulang Tahun Pertama ais', "Happy Birthday to my baby"


Lahir : Pontianak, 15 Desember 2006

Habib di Danau Biru, Sintang dengan latar belakang Bukit Kelam


Do'a


Merupakan kumpulan do'a yang tercantum dalam Al-Qur'an, Al-Hadits, dan Do'a-do'a pilihan, dengan disertai penjelasan dan manfaatnya.


:: Ilmu Do'aMembahas tentang definisi do'a, fadhilah dan faedah do'a, hukum dan dalil-dalil do'a, dan waktu-waktu mustajab do'a

:: Do'a dalam Al-Qur'anMerupakan kumpulan do'a, yang termaktud dalam Al-Qur'an

:: Doa dalam Al-HaditsMerupakan kumpulan do'a yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yang dapat kita pelajari dari hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.

:: Doa PilihanMerupakan kumpulan do'a pilihan, yang bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadits.


اللهم إنا نسألك في سفرنا هذا البر والتقوى ومن العمل ما ترضى. اللهم هون علينا سفرنا هذا واطو عنا بعده. اللهمّ أنت الصاحب في السفر والخليفة في الأهل. اللهم إني أعوذ بك من وعثاء السفر وكآبة المنظر وسوء المنقلب في المال والأهل. رواه مسلم

“Ya Allah, kami mohon kepadamu dalam perjalanan ini kebajikan katakwaan dan amal yang Engkau ridhoi Ya Allah, ringankanlah atas kami perjalanan ini, dekatkanlah jaraknya perjalanan ini, Ya Alloh Engkaulah temanku dalam perjalanan ini dan Engkaulah sebagai pengganti yang melindungi keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari pada kesusahan perjalanan ini, dari pemandangan yang menyakitkan dan dari nasib yang sial dalam harta dan keluarga.” (riwayat Muslim).

Do’a untuk kedua orang tua


"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"


Artinya :"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

بسم الله الرحمن الرحيم

Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu dengan bersaksi bahwa Engkau Allah, tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau Yang Maha Esa, yang segala sesuatu bergantung kepadaMu, yang tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan dan tidak ada sesuatupun yang sama denganNya.”

Selasa, 15 Januari 2008

Habib


M. Habib Al Farabi
Bersama Mama dan Bapak di Pantai Sungai Bundung, Kabupaten Pontianak